1: Apakah idol adalah budaya asli orang Jepang?
Dalam beberapa tahun terakhir, AKB48 telah menciptakan kehebohan di Jepang. Ada Morning Musume dan saingannya yang diakui secara resmi Nogizaka 46, dan di masa lalu, ada banyak "grup idola" yang terkenal seperti Onyanko Club and Candies. Tapi ketika OKWave melakukan survei kuesioner mengenai "keberadaan para idol" (http://heart.okwave.com/questions/17054/), hasilnya sangat mengejutkan, seperti "Tidak ada para idol itu di negara saya," yang datang dari berbagai negara di Eropa dan Amerika Utara! Apakah "idol" adalah budaya asli orang jepang? Psikolog Yoshihito Naito memberitahu kami tentang situasi dunia idola yang ada di seluruh dunia.
"Tentu saja, tidak banyak idola yang ada di Eropa dan Amerika Serikat seperti yang ada di Jepang. Hal ini karena orang Jepang memiliki mentalitas budaya berkelompok dan di Eropa dan Amerika Serikat terdapat budaya individualisme. Di negara-negara individualistis, orang-orang menyukai skema di mana satu tokoh atau pahlawan memimpin banyak orang lainnya. Di sisi lain, orang-orang Jepang, memiliki mentalitas berkelompok yang kuat, bahkan mencintai grup tersebut meskipun mereka tidak terlibat disitu, sehingga ini menjadi mudah untuk menerima "grup idola." (Profesor Naito)
Mentalitas orang jepang yang seperti itulah sehingga lebih mudah untuk menerima kelompok daripada seorang individu, sehingga bahkan para idola terkenal di masa lalu yang kelihatannya tampil secara individual ada yang dikategorikan bersama-sama menjadi "tiga besar", "rekan-rekan", dll. pengelompokan ini juga bisa dikatakan menjadi semacam bentuk dari grup.
Kami menemukan fakta bahwa orang-orang Jepang menyukai grup, tetapi apakah ada alasan lain mengapa grup idola menjadi populer?
2: Mengapa "grup" idola menjadi populer disini.
Kami sebelumnya telah menemukan bahwa salah satu alasan "grup idola" menjadi selalu populer adalah preferensi orang Jepang untuk berkelompok. Psikolog Yoshihito Naito juga menjelaskan bahwa "sebuah grup idola menarik justru karena itu adalah sebuah 'kelompok'."
"Ketika orang-orang bergabung bersama di dalam sebuah tim, mereka dapat menghasilkan daya tarik dan kekuatan yang jauh lebih besar dari sekumpulan sejumlah individu. Dalam psikologi kita menyebut karakteristik ini sebagai sebuah 'emergent property.' Bahkan untuk grup idola yang paling populer, jika Anda melihat setiap membernya secara individu, mereka terkadang secara mengejutkan terlihat biasa-biasa saja, bukan? Persis seperti inilah apa yang dimaksud kekuatan dari 'emergent property' itu. Para idol dapat menghasilkan berbagai jenis daya tarik dengan menjadi sebuah grup." (Profesor Naito)
Tidak hanya melalui kumpulan sejumlah individu, tetapi "daya tarik yang dihasilkan justru karena mereka menjadi kelompok." Jika sebagian besar grup idola mengenakan kostum yang cocok dan memiliki potongan rambut dan make-up yang sama, itu mungkin untuk membuat bagian terbesar dari 'emergent property.'
*ps: Emergent Properties adalah sesuatu yang muncul sebagai akibat dari seluruh komponen sistem bekerja sama. (Emergent Properties – Synergy)
3: Bagaimana untuk menjadikan grup idola populer di Dunia Barat
Kami memahami bahwa meskipun grup idola menjadi populer di Jepang dan Asia di mana kolektivisme adalah kuat, tetapi mereka tidak akan diterima di Dunia Barat yang sebagian besar adalah individualis. Jadi apakah mustahil bagi grup idola Jepang untuk membuat jalan mereka sendiri ke negeri Barat? Kami bertanya kepada Profesor Psikologis Naito.
"Hal ini bukan seperti bahwa disana sama sekali tidak ada (tempat bagi) grup idola di dunia Barat. Satu-satunya perbedaan dengan yang di Jepang adalah bahwa masing-masing grup di sana memiliki seorang pemimpin yang dominan. Ini sangat berbeda dari grup orang Jepang di mana pemimpinnya seringkali berubah "(Profesor Naito)
Sebagai contoh, di Amerika Serikat, Superstar seperti Superman atau Audrey Hepburn adalah sosok yang selamanya populer. Tampaknya, ini memunculkan anggapan bahwa band dengan seorang pemimpin yang karismatik dengan para anggota lainnya dalam posisi backdancer seperti memiliki lebih banyak kesempatan untuk menjadi sukses. Kami memahami bahwa jika grup jepang rela menyingkirkan kepribadian individualnya dan "semua orang memakai pakaian yang sama dan memiliki potongan rambut yang sama", namun hal itu sangat sulit untuk menjadi populer di Barat. Ini akan menjadi hebat jika mereka bisa diterima di luar negeri tanpa meninggalkan "sentuhan Jepang" mereka.
Yoshihito Naito - Psychologist. Dosen Khusus di Universitas Rissho.
Mendapatkan gelar Ph.D. dalam Ilmu Sosial di Universitas Keio. Presiden
dari ANGIRUDO Ltd. Penulis dari "Black Techniques of Personal
Uniqueness,” “People Act on 90% Suggestion,” dan yang lainnya.
source: 1 | 2 | 3 (http://heart.okwave.com)
0 comments:
Post a Comment
I need your comment, to prove that this blog is useful. if you not mind please do so. i will be very happy. let's cheers our idol girls! :)
Please, put your name in the Open ID, so that I could greet you back. I do not appreciate Anonymous. :)
join our facebook and twitter too! ^_^