Personel JKT48 melakukan syuting program JKT 48 Missions bersama Trans 7 di Tokyo, Jepang, Mei lalu. Berada di Negeri Matahari Terbit selama 16 hari, personel girlband ini bukan hanya menjalani syuting, tapi juga jalan-jalan. Mereka sempat naik roller coaster, masuk rumah hantu, dan juga memborong baju di Harajuku. Inilah kegiatan rekreasi yang menyenangkan bagi pemilik album Heavy Rotation tersebut di sela-sela kesibukan mereka menggelar pertunjukkan di Teater JKT48 di fx lifestyle X'enter, Jakarta. Berikut petikan penuturan Devi Kinal Putri, personel JKT48, mewakili teman-temannya tentang perjalanan mereka yang mengesankan tersebut.
Pengalaman perjalanan ke Jepang kali ini benar-benar tak terlupakan. Soalnya, kami tidak hanya menjalani syuting, tapi juga punya kesempatan jalan-jalan ke luar kota Tokyo. Siapa sih yang enggak mau diajak bekerja sambil berekreasi? Hahaha.
Kami mampir di tempat rekreasi Fuji Q Highland. Di sana kami sempat naik roller coaster, dan masuk rumah hantu. Ya mirip-mirip dengan Dunia Fantasi di Ancol, Jakarta deh. Tempat rekreasi ini terdapat di kaki Gunung Fujiyama. Ada beberapa wahana yang permainannya mirip dengan Dufan. Tapi Fuji Q arealnya lebih luas. Ada wahana-wahana roller coaster, rumah hantu dan komidi putar. Tapi yang paling terkenal adalah roller coaster dan rumah hantunya, karena sangat ekstrem.
Saya dan teman-teman naik roller coaster Eejanaika. Tinggi puncaknya sekitar 79 meter, dengan kecepatan sekitar 172 km per jam, kemiringan track ada yang hampir 90 derajat. Tapi kata penjaganya sih, 120 persen dijamin aman.
Menikmati Pemandangan Gunung Fujiyama
Melihat panjangnya dan tingginya saja saya sudah ngeri. Selain tinggi, track-nya itu juga sangat panjang dan berliku-liku. Tapi akhirnya saya ikut naik juga. Abisnya penasaran sih. Hahaha
Mula-mula berjalan pelan. Secara bertahap roller coaster itu melalui puncak-puncak 40 meter, lalu 50 meter, kemudian 60 meter. Nah, saat melalui puncak-puncak itu saya masih bisa menikmati pemandangan Gunung Fujiyama yang indah. Dari atas puncak, saya melihat pengunjung lain kecil-kecil.
Roller coaster kemudian menuju puncak setinggi sekitar 79 meter. Saat itu saya mulai merem. Enggak berani lihat ke bawah. Lalu dengan kemiringan nyaris 90 derajat, roller coaster langsung turun ke bawah dengan kecepatan tinggi, sampai di ketinggian sekitar 20 meter. Duh, jantung saya rasanya benar-benar mau copot. Saya sampai teriak-teriak karena takutnya. Hahaha
Aksi roller coaster itu masih terus berlangsung. Track-track yang kemudian dilaluinya sangat mengerikan, dan meliuk-liuk. Bahkan ada track yang posisi duduk penumpangnya benar-benar miring. Aduh, takut banget deh. Enggak tahu deh sampai berapa lama tuh. Mungkin hampir setengah jam. Yang jelas turun dari roller coaster saya lega banget sekaligus puas. Usai naik roller coaster itu ada beberapa anggota JKT48 yang sampai menangis lho. Seperti Nabila Ratna Ayu dan Haruka Nakagawa. Hahaha.
Dikejar Hantu Obake Yoshiki
Katanya kalau sudah sampai ke tempat rekreasi itu, kalau enggak masuk ke Rumah Hantu Obake Yoshiki belum afdol. Rumah hantu tersebut berbentuk rumah sakit yang sudah terbakar. Lihat ruang depannya saja sudah seram banget. Gedungnya hangus dan merupakan gedung tua.
Pengunjung terlebih dulu disuguhkan tontonan film selama 15 menit tentang peristiwa terbakarnya rumah sakit itu. Ada pasien yang terbakar, dokter dan perawat yang meninggal karena tertimpa tiang yang terbakar dan peristiwa seram lainnya. Duh, belum masuk saja sudah dibikin takut.
Lorong rumah sakit itu cukup panjang. Lama perjalannya satu jam. Rumah hantu itu benar-benar menakutkan. Suasana cahayanya remang-remang. Ada patung dokter yang mati di meja kerjanya. Ada patung pasien yang mati ditandu. Ada patung hantu yang tidak ada kepalanya dan badannya berdarah.
Temboknya aja dilumuri darah. Suasana seram juga di-setting dengan suara-suara pasien yang menangis. Hi... Ada juga suara jendela yang terbuka sendiri. Ditambah lagi, ada bau amis saat saya melewati patung hantu pasien yang terbakar. Di lorong lain, ada juga bau semacam dupa.
Personel pada Mewek Ketakutan
Ah pokoknya suasananya seram banget deh. Ternyata ada kuntilanak yang saya kira patung. Tiba-tiba dia mengejar-ngejar saya dan teman-teman yang lari terbirit-birit.
Kuntilanak itu mengejar sampai batas lorong berikutnya. Saya kira suasananya sudah tenang. Tahu-tahu saat saya berjalan, di depan kami ada hantu setengah badan yang jatuh dari atas. Wow, kagetnya minta ampun. Kalau sudah seperti ini, kami pun lari semua. Hahaha.
Di lorong berikutnya, saat kami menelusuri lorong itu sambil memperhatikan patung-patung mayat yang berserakan. Tahu-tahu di belakang saya muncul hantu dengan wajah dan suara yang menakutkan. Mukanya penuh darah. Benar-benar membuat kaget dan takut.
Menelusuri lorong rumah hantu itu, rasanya seperti tak berujung. Padahal suasananya makin lama makin menakutkan. Untunglah, akhirnya sampai juga saya di ujung lorong. Huhuhu…. ini pengalaman paling menakutkan seumur hidup saya. Ternyata yang menangis bukan hanya saya, tapi juga Aki Takajo dan Shania Junianatha, rekan personel lainnya yang juga ikut-ikutan mewek ketakutan.
Memborong Baju di Harajuku
Puas sport jantung di taman rekreasi, nah saatnya mengosongkan isi dompet dengan berbelanja di Harajuku. Tempat ini merupakan pusat fashion masyarakat Tokyo. Di sini bukan hanya toko-tokonya saja yang menjual busana-busana unik dan nyentrik, tapi juga pengunjungnya banyak yang mengenakan busana-busana aneh. Hahaha.
Namun sebenarnya bukan busana aneh sih, tapi memang busana mode terbaru. Di sini mode busana umumnya mengikuti gaya busana tokoh di animasi atau komik buatan Jepang. Jadi, bagi orang Indonesia kelihatan nyeleneh, tapi bagi anak muda Jepang, memang itulah gaya up to date mereka.
Wah, melihat baju-baju bagus yang dijajakan di toko-toko di sana, saya sampai enggak bisa menahan diri ingin memborong busana dan sepatu. Saya sampai membeli busana lebih dari lima stel, dan sepatu lebih dari dua pasang. Habis deh uang yen saya nih. Ah enggak apa-apa mumpung sudah sampai di sini.
Untungnya teman-teman yang uangnya masih banyak, mau meminjamkan uang, sehingga saya masih bisa beli baju lagi. Ternyata yang sampai kehabisan duit, bukan hanya saya. Jessica Vania pun duitnya sampai habis.
Istimewanya Harajuku, busana-busana bermerk seperti Armani, Prada, yang di Jakarta harganya mahal, di sana bisa lebih murah. Karena Jepang kan menganut sistem perdagangan bebas. Jadi, pajak untuk barang-barang bermerk tidak tinggi.
Mengunjungi Kuil Tertua, Asakusa Temple
Oh iya, biarpun di Harajuku banyak dijual barang-barang bermerk, tapi di sana ada toko yang semua barangnya harganya bisa miring sampai sekitar Rp 10.000. Disebutnya toko Daisho. Nah, kalau di toko lain asesoris gantungan kunci harganya Rp 30.000, di Daisho hanya Rp 10.000. Lumayan hemat kan. Saya borong gantungan kunci buat oleh-oleh teman-temanku di Jakarta.
Waduh, saya sampai lupa cerita bahwa saya juga mengunjungi Asakusa Temple. Kuil ini merupakan kuil tertua di Jepang. Konon dibangun pada abad ke 7. Di sekitar kuil merupakan tempat belanja wisatawan, karena ada puluhan toko berjejer yang menjual barang-barang suvenir.
Istimewanya lagi, di kawasan ini banyak becak Jepang, yaitu gerobak yang ditarik oleh pemuda-pemuda tampan dan gagah. Mereka mengenakan busana tradisonal warna hitam. Lucunya lagi, penumpangnya dikasih selimut. Saya senang sekali naik becak Jepang ini, sambil melihat-lihat pemandangan di Asakusa.
Kami juga sempat mengunjungi TV Tokyo. Di sana kami menyapa penggemar-penggemar yang ada di Jepang, dalam sebuah acara musik, yang di Jakarta semacam acara Dahsyat.
source: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6
ijin kopas ya gan, makasih juga buat infonya :)
ReplyDeleteMantap.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete