Untuk pertama kalinya dalam lima tahun terakhir, Asosiasi Industri
Rekaman Jepang (RIAI) mendata bahwa pendapatan penjualan musik di Jepang
tumbuh di atas tiga persen dibanding tahun sebelumnya.
Jepang menghasilkan 4,3 miliar dolar AS di sepanjang 2012, melampaui pasar musik Amerika pertama kalinya.
Setidaknya
ada tiga faktor yang membuat penjualan musik di Jepang bisa berkembang
sangat baik. Faktor pertama setidaknya berasal dari budaya kedekatan
antara idola dan penggemarnya. Berikut pemaparannya, dilansir dari Japanverse, Jumat (26/7).
1. Pemasaran Melalui Acara Jumpa Fans (Jabat Tangan)
Meskipun
pergeseran musik global telah bergeser ke download digital dan layanan
streaming, Jepang berhasil mempertahankan kehadiran bentuk fisik,
khususnya CD dan DVD. Pencapaian ini sering kali dikaitkan dengan budaya
idola Jepang yang unik, dan beberapa cara pemasaran yang pintar.
Idola perempuan di Jepang misalnya, menjadi populer dengan menjadi sosok yang menarik dan lucu.
Jika
bintang pop di Jepang mungkin sudah memiliki suami atau pacar, maka bagi seorang idola itu adalah hal yang terlarang. Sebutan
'idola' di Jepang adalah memiliki penggemar dan berjanji mencurahkan 100 persen
cinta untuk penggemarnya. Itulah sebabnya beberapa manajemen grup idola
di Jepang tidak memperbolehkan artisnya berpacaran. Misalnya, AKB48
yang menerapkan aturan serupa. Sehingga, jika ada anggota yang
berpacaran, itu dianggap melanggar aturan dan hukuman terberat yang
diberikan bisa dikeluarkan dari grup.
Namun, jika ada idola yang
menyatakan diri keluar dari grup dan menjadi penyanyi solo atau aktris,
maka dia tidak lagi terikat oleh kemurnian janji itu.
Budaya
lainnya adalah idola di Jepang menyempurnakan konsep acara jabat tangan
(hand shake). Acara jabat tangan adalah kegiatan dimana penggemar
berbaris untuk bertemu dan berjabat tangan dengan anggota idola favorit
mereka. Tiket acara ini hanya dapat diperoleh melalui pembelian CD
single terbaru kelompok.
Banyak penggemar membeli beberapa CD
untuk mendapatkan tiket acara jabat tangan tersebut, sehingga penjualan
fisik musik Jepang ikut meningkat karenanya.
Budaya jabat tangan
ini juga bergantung pada aturan idola atau grup idola. Pembelian
beberapa tiket juga memungkinkan akses lebih kepada idola. Misalnya,
penggemar yang memiliki lima tiket maka mereka bisa berjabat tangan,
berpelukan, dan mendapatkan tanda tangan sang idola. Sedangkan mereka
yang memiliki 10 tiket bisa mendapatkan waktu lima menit untuk berbicara
dengan idola favorit mereka, berfoto, sekaligus mendapatkan tanda
tangan mereka.
Untuk kelompok populer seperti AKB48, budaya
jabat tangan adalah acara besar dan dapat meningkatkan jumlah penggemar
mereka hingga di atas 100 ribu orang. Acara dengan skala ini sering kali
membutuhkan stadion atau bangunan raksasa untuk mengakomodasi kerumunan
penggemar mereka.
AKB48 juga menghasilkan uang yang besar untuk manajemen mereka dari penjualan CD, DVD, musik, poster, kaos, dan produk lainnya.
Dengan pangsa pasar 30 persen dari penjualan musik global, Amerika
masih menempati posisi teratas di dunia pada 2010 lalu. Jepang berada di
belakangnya dengan pangsa terbesar kedua, mengumpulkan 19 persen.
Namun, karena populasi penduduk Jepang lebih kecil, hanya sepertiga
populasi AS, maka industri musik di Jepang sebetulnya lebih tinggi dalam
menghasilkan pendapatan perkapita, dibandingkan AS.Faktor kedua disini berperan untuk mendorong popularitas
idola atau grup idola konsisten meningkat dari waktu ke waktu. Berikut
pemaparannya, dilansir dari Japanverse, Jumat (26/7).
2. Kontes seleksi atau pemilihan umum idola
Gimmick lainnya yang membuat popularitas idola bisa menguntungkan industri
musik di Jepang adalah kontes seleksi atau pemilihan umum idola. AKB48
misalnya, rutin menggelar pemilu setiap tahunnya untuk menentukan
peringkat popularitas anggota dari sebuah grup idola. Kontes ini juga
untuk menentukan siapa yang akan berpartisipasi dalam lagu berikutnya.
Penggemar
menunjukkan dukungan mereka melalui pemungutan suara (voting) untuk
anggota-anggota grup idola. Penggemar yang ingin mengikuti pemilu ini
harus memiliki surat suara, dan lembaran itu hanya bisa didapatkan
melalui pembelian CD atau DVD grup.
Pemilu terbaru AKB48
terakhir diselenggarakan pada Juni lalu. Surat suaranya terdapat dalam
CD single terbaru mereka berjudul 'Sayonara Crawl.' Single ini sukses
besar dan memecahkan rekor penjualan terbaik di Jepang melampaui 1,7
juta kopi hanya dalam pekan pertama rilis. Hal ini juga mengantarkan
AKB48 sebagai grup dengan penjualan single tertinggi di antara grup
idola wanita lainnya setelah total menjual 22 CD selama grup ini
terbentuk.
Anggota yang terpilih dan mendapatkan suara paling
tinggi mendapatkan eksposur dan kesempatan lebih banyak untuk
meningkatkan karier mereka, dibandingkan anggota lainnya. Peringkat
tertinggi kemungkinan besar juga mendapatkan kontrak sponsor iklan
komersial, di luar aktivitas wajib mereka dalam grup.
Perusahaan
sering menggunakan idola untuk mempromosikan produk mereka. Misalnya
produk kopi, permen karet, komputer, laptop, pakaian, dan lainnya.
Banyak anggota AKB48 yang menjadi aktris sukses dan penyanyi solo usai
lulus dari grup.
Hal ini membuat sebagian besar kalangan media
di Jepang selalu menjadikan grup idola ini sebagai 'liga minor' yang
akan mempertahankan industri musik Jepang dimasa depan. Dengan lebih dari
215 juta dolar AS penjualan musik mereka pada 2012, AKB48 dan grup
saudarinya bisa membentuk industri musik mereka sendiri.
Penjualan CD di Jepang meningkat hampir dua kali lipat pada kuartal pertama tahun ini dan pendapatan berbasis CD naik 92 persen.
Bahkan, 80 persen pendapatan dari pasar Jepang berasal dari penjualan
fisik CD. Hal ini juga sebagian karena hukum pemerintah Jepang yang
mengkriminalisasi sikap mengunduh (download) secara ilegal.
Aturan
perlindungan ketat bagi industri musik di Jepang dinilai banyak
kalangan perlu menjadi titik pembelajaran. Khususnya, bagi industri
musik di Indonesia untuk merevitalisasi penjualan fisik CD dan DVD
mereka.Faktor ketiga yang memiliki peran paling
penting disini adalah keberadaan penggemar yang setia mengikuti perkembangan
idola mereka. Berikut pemaparannya, dilansir dari Japanverse, Jumat (26/7).
3. Penggemar jadi kunci sukses idola di Jepang
Penggemar
adalah bagian penting dari budaya idola di Jepang. Penggemar menjadi
bagian penting yang bisa mendongkrak karier, sekaligus bisa
menghancurkan karier idola atau grup idola di Jepang, sehingga
keberadaan mereka sering dianggap pisau bermata dua. Jika tak bisa
digandeng dan dimanfaatkan dengan baik, maka akan berbalik menjadi
musuh.
Bintang pop dan selebritis di barat cenderung memelihara
ekslusivitas mereka, sehingga ini membuat kehadiran paparazzi di sana
tumbuh begitu cepat. Idola di Jepang berusaha keras untuk menjadi
kebalikannya, yaitu lebih membumi dan mendekatkan diri dengan
penggemarnya. AKB48 mangadopsi slogan 'Idola yang bisa anda temui.'
Konsep
musik bersama penggemar ini selama dua tahun terakhir juga diadopsi
oleh grup saudari AKB48, yaitu JKT48 dan SHN48 di Jakarta (Indonesia)
dan Shanghai (Cina). Akimoto Yasushi, penulis dan pencipta lagu AKB48
mengatakan bahwa ia akan sangat senang jika suatu hari memiliki sebuah
grup idola yang berbasis di Amerika.
Namun, budaya di sana
terlalu berbeda untuk saat ini. Namun, dia optimis suatu hari akan
mewujudkan impiannya tersebut. Siapa tahu, suatu hari nanti di Amerika
maka dunia bisa mendengarkan single terbaru dari USA48.
source: 1 | 2 | 3
Home
»
48 INSIDE
»
AKB48
»
Special Article
» Faktor yang Buat Pendapatan Industri Musik Jepang Lampaui AS
Saturday, 27 July 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
So Desune
ReplyDelete