Saturday 27 July 2013

Untuk pertama kalinya dalam lima tahun terakhir, Asosiasi Industri Rekaman Jepang (RIAI) mendata bahwa pendapatan penjualan musik di Jepang tumbuh di atas tiga persen dibanding tahun sebelumnya.
Jepang menghasilkan 4,3 miliar dolar AS di sepanjang 2012, melampaui pasar musik Amerika pertama kalinya.

Setidaknya ada tiga faktor yang membuat penjualan musik di Jepang bisa berkembang sangat baik. Faktor pertama setidaknya berasal dari budaya kedekatan antara idola dan penggemarnya. Berikut pemaparannya, dilansir dari Japanverse, Jumat (26/7).



 

1. Pemasaran Melalui Acara Jumpa Fans (Jabat Tangan)

Meskipun pergeseran musik global telah bergeser ke download digital dan layanan streaming, Jepang berhasil mempertahankan kehadiran bentuk fisik, khususnya CD dan DVD. Pencapaian ini sering kali dikaitkan dengan budaya idola Jepang yang unik, dan beberapa cara pemasaran yang pintar.

Idola perempuan di Jepang misalnya, menjadi populer dengan menjadi sosok yang menarik dan lucu.

Jika bintang pop di Jepang mungkin sudah memiliki suami atau pacar, maka bagi seorang idola itu adalah hal yang terlarang. Sebutan 'idola' di Jepang adalah memiliki penggemar dan berjanji mencurahkan 100 persen cinta untuk penggemarnya. Itulah sebabnya beberapa manajemen grup idola di Jepang tidak memperbolehkan artisnya berpacaran. Misalnya, AKB48 yang menerapkan aturan serupa. Sehingga, jika ada anggota yang berpacaran, itu dianggap melanggar aturan dan hukuman terberat yang diberikan bisa dikeluarkan dari grup.

Namun, jika ada idola yang menyatakan diri keluar dari grup dan menjadi penyanyi solo atau aktris, maka dia tidak lagi terikat oleh kemurnian janji itu.

Budaya lainnya adalah idola di Jepang menyempurnakan konsep acara jabat tangan (hand shake). Acara jabat tangan adalah kegiatan dimana penggemar berbaris untuk bertemu dan berjabat tangan dengan anggota idola favorit mereka. Tiket acara ini hanya dapat diperoleh melalui pembelian CD single terbaru kelompok.

Banyak penggemar membeli beberapa CD untuk mendapatkan tiket acara jabat tangan tersebut, sehingga penjualan fisik musik Jepang ikut meningkat karenanya.

Budaya jabat tangan ini juga bergantung pada aturan idola atau grup idola. Pembelian beberapa tiket juga memungkinkan akses lebih kepada idola. Misalnya, penggemar yang memiliki lima tiket maka mereka bisa berjabat tangan, berpelukan, dan mendapatkan tanda tangan sang idola. Sedangkan mereka yang memiliki 10 tiket bisa mendapatkan waktu lima menit untuk berbicara dengan idola favorit mereka, berfoto, sekaligus mendapatkan tanda tangan mereka.

Untuk kelompok populer seperti AKB48, budaya jabat tangan adalah acara besar dan dapat meningkatkan jumlah penggemar mereka hingga di atas 100 ribu orang. Acara dengan skala ini sering kali membutuhkan stadion atau bangunan raksasa untuk mengakomodasi kerumunan penggemar mereka.

AKB48 juga menghasilkan uang yang besar untuk manajemen mereka dari penjualan CD, DVD, musik, poster, kaos, dan produk lainnya.


Dengan pangsa pasar 30 persen dari penjualan musik global, Amerika masih menempati posisi teratas di dunia pada 2010 lalu. Jepang berada di belakangnya dengan pangsa terbesar kedua, mengumpulkan 19 persen.

Namun, karena populasi penduduk Jepang lebih kecil, hanya sepertiga populasi AS, maka industri musik di Jepang sebetulnya lebih tinggi dalam menghasilkan pendapatan perkapita, dibandingkan AS.Faktor kedua disini berperan untuk mendorong popularitas idola atau grup idola konsisten meningkat dari waktu ke waktu. Berikut pemaparannya, dilansir dari Japanverse, Jumat (26/7).

2. Kontes seleksi atau pemilihan umum idola


Gimmick lainnya yang membuat popularitas idola bisa menguntungkan industri musik di Jepang adalah kontes seleksi atau pemilihan umum idola. AKB48 misalnya, rutin menggelar pemilu setiap tahunnya untuk menentukan peringkat popularitas anggota dari sebuah grup idola. Kontes ini juga untuk menentukan siapa yang akan berpartisipasi dalam lagu berikutnya.

Penggemar menunjukkan dukungan mereka melalui pemungutan suara (voting) untuk anggota-anggota grup idola. Penggemar yang ingin mengikuti pemilu ini harus memiliki surat suara, dan lembaran itu hanya bisa didapatkan melalui pembelian CD atau DVD grup.

Pemilu terbaru AKB48 terakhir diselenggarakan pada Juni lalu. Surat suaranya terdapat dalam CD single terbaru mereka berjudul 'Sayonara Crawl.' Single ini sukses besar dan memecahkan rekor penjualan terbaik di Jepang melampaui 1,7 juta kopi hanya dalam pekan pertama rilis. Hal ini juga mengantarkan AKB48 sebagai grup dengan penjualan single tertinggi di antara grup idola wanita lainnya setelah total menjual 22 CD selama grup ini terbentuk.

Anggota yang terpilih dan mendapatkan suara paling tinggi mendapatkan eksposur dan kesempatan lebih banyak untuk meningkatkan karier mereka, dibandingkan anggota lainnya. Peringkat tertinggi kemungkinan besar juga mendapatkan kontrak sponsor iklan komersial, di luar aktivitas wajib mereka dalam grup.

Perusahaan sering menggunakan idola untuk mempromosikan produk mereka. Misalnya produk kopi, permen karet, komputer, laptop, pakaian, dan lainnya. Banyak anggota AKB48 yang menjadi aktris sukses dan penyanyi solo usai lulus dari grup.

Hal ini membuat sebagian besar kalangan media di Jepang selalu menjadikan grup idola ini sebagai 'liga minor' yang akan mempertahankan industri musik Jepang dimasa depan. Dengan lebih dari 215 juta dolar AS penjualan musik mereka pada 2012, AKB48 dan grup saudarinya bisa membentuk industri musik mereka sendiri.


Penjualan CD di Jepang meningkat hampir dua kali lipat pada kuartal pertama tahun ini dan pendapatan berbasis CD naik 92 persen. Bahkan, 80 persen pendapatan dari pasar Jepang berasal dari penjualan fisik CD. Hal ini juga sebagian karena hukum pemerintah Jepang yang mengkriminalisasi sikap mengunduh (download) secara ilegal.

Aturan perlindungan ketat bagi industri musik di Jepang dinilai banyak kalangan perlu menjadi titik pembelajaran. Khususnya, bagi industri musik di Indonesia untuk merevitalisasi penjualan fisik CD dan DVD mereka.
Faktor ketiga yang memiliki peran paling penting disini adalah keberadaan penggemar yang setia mengikuti perkembangan idola mereka. Berikut pemaparannya, dilansir dari Japanverse, Jumat (26/7).

3. Penggemar jadi kunci sukses idola di Jepang

Penggemar adalah bagian penting dari budaya idola di Jepang. Penggemar menjadi bagian penting yang bisa mendongkrak karier, sekaligus bisa menghancurkan karier idola atau grup idola di Jepang, sehingga keberadaan mereka sering dianggap pisau bermata dua. Jika tak bisa digandeng dan dimanfaatkan dengan baik, maka akan berbalik menjadi musuh.

Bintang pop dan selebritis di barat cenderung memelihara ekslusivitas mereka, sehingga ini membuat kehadiran paparazzi di sana tumbuh begitu cepat. Idola di Jepang berusaha keras untuk menjadi kebalikannya, yaitu lebih membumi dan mendekatkan diri dengan penggemarnya. AKB48 mangadopsi slogan 'Idola yang bisa anda temui.'

Konsep musik bersama penggemar ini selama dua tahun terakhir juga diadopsi oleh grup saudari AKB48, yaitu JKT48 dan SHN48 di Jakarta (Indonesia) dan Shanghai (Cina). Akimoto Yasushi, penulis dan pencipta lagu AKB48 mengatakan bahwa ia akan sangat senang jika suatu hari memiliki sebuah grup idola yang berbasis di Amerika.

Namun, budaya di sana terlalu berbeda untuk saat ini. Namun, dia optimis suatu hari akan mewujudkan impiannya tersebut. Siapa tahu, suatu hari nanti di Amerika maka dunia bisa mendengarkan single terbaru dari USA48.

source: 1 | 2 | 3

1 comments:

I need your comment, to prove that this blog is useful. if you not mind please do so. i will be very happy. let's cheers our idol girls! :)

Please, put your name in the Open ID, so that I could greet you back. I do not appreciate Anonymous. :)

join our facebook and twitter too! ^_^