Thursday 4 July 2013

Grup pop Jepang AKB48 tampil di Lincoln Teater di Washington pada tanggal 27 Maret 2012. Band ini di ibukota AS sebagai bagian dari perayaan ulang tahun ke-100 dari 3.000 pohon sakura dari walikota Tokyo untuk kota Washington.

Tiket untuk 'acara handshake' menjadi strategi yang digunakan untuk menjadikan konsumen membeli beberapa kopi dari album yang sama

CDs Rule Japan's Music Market, Thanks to Girl Groups and Add-Ons

Ritsuhiko Tajima memiliki sekitar 100 CD artis favoritnya, group-girls jepang AKB48, banyak dari CD itu merupakan kopi dari disk yang sama. Daya tariknya? CD ini sering memasukkan tiket ke sebuah acara di mana untuk sebentar saja ia bisa bertemu dengan idolanya.

"Saya belum berpikir aku akan bosen karena hal ini,"
kata asisten perawat 28 tahun itu saat ia menunggu dalam antrean kelompok di teater Tokyo untuk penjualan bulanan foto edisi terbatas dari para membernya. "Mereka bintang pop dimana aku bisa datang untuk mengunjunginya."

Para fans seperti Tajima ini membantu pertumbuhan pendapatan konsumen musik di Jepang hingga 3 persen tahun lalu menjadi 4,3 miliar, melampaui Amerika Serikat sehingga menjadi pasar musik terbesar di dunia, menurut Asosiasi Industri Rekaman Jepang. Penjualan musik di negara itu naik untuk pertama kalinya dalam lima tahun, naik oleh penjualan lagu melalui CD dan media fisik lainnya, sehingga mendukung tren terjatuhnya download murah di pasar negara maju. Media fisik menghasilkan 82 persen dari penjualan musik Jepang tahun lalu, dibandingkan dengan 37 persen di Amerika Serikat, kata kelompok industri rekaman ini. “Orang jepang cenderung untuk memiliki barang-barang," kata Shigeto Shoji, seorang director dalam asosiasi departemen perencanaan rekaman. “Sampul CD dan lirik menambahkan nilai untuk pembeli domestik."


Sebagian besar kekuatan Jepang ini dapat dihubungkan dengan pekerjaan seperti yang dilakukan oleh AKB48, yang telah meningkatkan penjualan musik dalam format fisik melalui pemasaran yang inovatif, seperti halnya CD yang dikemas dengan tiket untuk acara jabat tangan dan surat suara yang memungkinkan penggemar memilih secara online untuk penyanyi favorit mereka.

Para member miniskirted AKB48 yang rata-rata berusia 20 tahun itu tampil dalam tiga grup di teater yang berkapasitas 250 kursi. Dibentuk pada tahun 2005, AKB48 adalah girl band nasional dengan penjualan terlaris, memiliki tiga sister group di Jepang dan dua di luar negeri. Sony Corp, yang memiliki pangsa terbesar kedua di pasar musik Jepang, memulai sebuah kelompok saingan yang disebut Nogizaka46 pada tahun lalu untuk bersaing dengan AKB48, yang sebelum merupakan artist di Sony di tahun 2008 lalu keluar dan dipegang oleh King Record Co

Fan-Center

"Sony Music mempertaruhkan masa depannya untuk menumbuhkan grup idol ini,"
Yasushi Akimoto, penulis lirik dan produser untuk Nogizaka 46 - dan produser AKB48 - mengatakan pada situs web Nogizaka.

Keberhasilan dibalik girl group Jepang ini adalah "sebuah perubahan drastis dalam hubungan bersama fans untuk melibatkan mereka dalam proses membentuk seorang bintang," kata Hideki Take, seorang komentator musik dan disc jockey di Tokyo. Setelah terpilih dalam audisi amatir, calon member grup baru ini tampil di teater kecil di mana para fans memilih member manakah yang akan diutamakan.

"Tidak seperti kebanyakan bintang yang dipilih oleh para eksekutif di perusahaan-perusahaan rekaman, ini adalah sebuah sistem yang berpusat kepada fans,"
Take berkata. "Para fans merasa mereka adalah bagian dari kesuksesan itu."

Girl-Band Idol

The girl group AKB48 has become a cultural phenomenon, with its own theater and plenty of swag
AKB48, para remaja yang menyanyi dan menari dibagi menjadi tiga team - A, K dan B - yang tampil secara bergantian setiap malam di sebuah teater di lantai atas sebuah mall di distrik Akihabara Tokyo. Beberapa kali setahun, mereka juga mengadakan acara di mana puluhan ribu fans berkumpul di aula konvensi dari seluruh Jepang untuk berkesempatan bertemu sebentar dengan para idol girl-band mereka.

Nogizaka 46 mengikuti script yang sama, sebagai bagian dari upaya oleh Sony untuk menopang penjualan domestik dari kekuatan industri musik mereka yang telah terjun bebas. Sony mengatakan bahwa penjualan musik mereka di Jepang turun menjadi 167 miliar yen pada akhir Maret tahun ini, dari ¥ 174.000.000.000 pada tahun sebelumnya.

Penurunan ini menyebabkan Sony tidak lagi memimpin dalam penjualan musik Jepang. Perusahaan yang memiliki pangsa 14,4 persen pasar musik di negara itu pada tahun lalu, berada 0,5 poin di belakang Avex Group Holdings Inc, menurut peneliti Oricon Inc. Permasalahan Sony di dunia hiburan telah mendorong investor Daniel Loeb untuk mengusulkan menjual sebanyak 20 persen dari bisnis musik dan film mereka.

Sayonara Crawl

Para pengamat mengatakan kekuatan pasar musik Jepang bisa berumur pendek. Penjualan CD dan media fisik lainnya untuk konsumen  dari tahun sebelumnya turun sebanyak 6 persen dalam lima bulan pertama tahun 2013, menurut asosiasi industri rekaman. Dan AS masih menyumbang total pendapatan lebih yang berhubungan dengan musik ketika memasukkan biaya layanan berlangganan dan streaming dan lisensi untuk film dan iklan.

"Kita mungkin tampak dalam kondisi yang lebih baik dari pasar lainnya, tetapi perusahaan musik di sini tidak merasa optimis,"
kata Yusuke Nakagawa, presiden Asobisystem Co, sebuah agen bakat.

Tantangan bagi industri musik Jepang adalah menciptakan loyalitas yang sama intens untuk para fan di luar Jepang, kata Damian Thong, seorang analis di Macquarie Group Ltd di Tokyo. Para penyokong di AKB48 telah meluncurkan grup di Shanghai (SNH48) dan Jakarta (JKT48) untuk memperpanjang waralaba mereka.

"AKB48 tidak memberikan inovasi, dalam artian, untuk membuat musik baru, tetapi inovasi dalam menciptakan jenis kedekatan baru dan jenis baru untuk terhubung pada basis penggemar,"
kata Thong.

Nogizaka 46 masih memiliki jalan yang panjang sebelum dapat melampaui AKB48. Kelompok dari Sony itu telah menjual 303.474 CD single untuk hits terbesarnya, "Seifuku no Mannequin," atau “Mannequin in Uniform,” pada semester pertama tahun ini. Ini menjadi jumlah yang kecil dibandingkan single AKB48 "Sayonara Crawl," rilisan No 1, yang terjual 1,9 juta kopi.

38.934 Audisi


Sony mengaudisi 38.934 gadis untuk memilih 33 member untuk grup. Perusahaan ini menambahkan 13 member baru tahun ini setelah audisi putaran kedua pada bulan Mei. Di antara para member yang bisa ditemui oleh para fans ini adalah Erika Ikuta (16 tahun), seorang member populer yang mengatakan dia menikmati pada saat berjabat tangan ribuan kali dalam sehari.

"Pada acara ini, saya belajar bahwa para fans saya meminta begitu banyak perhatian lebih bagi saya daripada yang aku bisa bayangkan,"
kata Ikuta sebelum mengikuti latihan dance kelompok di kantor pusat Sony Music Japan. "Ini memberi saya sebuah dorongan yang mendukung."

Fans seperti Yuka Kimura menyukainya juga. Kimura melakukan perjalanan lebih dari satu jam dari Tokyo untuk acara jabat tangan AKB48 di prefektur Chiba dengan 10 tiket, dimana dia mempunyainya dengan membeli 10 CD identik masing-masing senilai ¥ 1.000. Ini memungkinkan cewek ini untuk mengantri pada barisan beberapa kali untuk bertemu penyanyi favoritnya - meskipun masing-masing pertemuan berlangsung kurang dari lima detik dan tidak diizinkan untuk berfoto atau meminta  tanda tangan.

"Ini senilai dengan harga yang dibayar,"
kata Kimura. "Bahkan hanya untuk beberapa detik, aku bisa bertemu member favorit saya, dan itu menyenangkan."

source: montrealgazette

0 comments:

Post a Comment

I need your comment, to prove that this blog is useful. if you not mind please do so. i will be very happy. let's cheers our idol girls! :)

Please, put your name in the Open ID, so that I could greet you back. I do not appreciate Anonymous. :)

join our facebook and twitter too! ^_^