Tuesday 4 June 2013

STYLE


Musik Asia saat ini menjadi alternatif baru di tengah kejenuhan pecinta musik dunia dengan aliran RnB Amerika Serikat. Musik-musik Asia terkesan menyegarkan, bahkan ketika kita mendengarkan lagu dengan bahasa yang berbeda. Korea dan Jepang saat ini menjadi tren baru di industri musik dunia melalui fenomena K-pop dan J-pop.

Pada dasarnya, idol grup dan boyband atau girlband boleh dibilang sama. Hanya saja, istilah 'idol' lebih dipopulerkan di Jepang dan konsep ini terbawa ke masyarakat luas. Di Jepang, ada beberapa perbedaan mendasar antara 'idol grup' dengan 'boyband' atau 'girlband.' Istilah 'idol grup' lebih populer di Jepang. Sedangkan istilah 'boyband' dan 'girlband' lebih populer di Korea Selatan.

Pengamat budaya pop asal Jepang, Sayuki Fuma, mengamati bahwa ada banyak kondisi serius yang harus dilalui untuk menjadi idola di Korea. Perhatian utamanya berfokus pada kinerja idola dan mereka juga dituntut harus tampan dan cantik. Ini seolah menjadi persyaratan wajib bagi idola di sana. Itulah mengapa budaya operasi plastik bukanlah menjadi hal tabu di Korea.

Di Jepang, boyband dan girlband itu disebut kelompok 'Kansei' atau kelompok yang dianggap sempurna. Sedangkan idol grup di Jepang mengembangkan pendekatan mereka sendiri. Idol grup di Jepang berkembang bersama penggemar mereka. Di awal debut, mereka tidak tampil sesempurna boyband atau girlband di Korea. Justru, penampilan mereka di industri hiburan adalah jalan mencapai kesempurnaaan.

Biasanya, jika idol grup sudah merasa sempurna, maka mereka sudah bisa bersolo karier dan mandiri. Tsunku, salah satu penggagas agensi Hello! Project di Jepang juga pernah memberikan pendapatnya tentang perbedaan boyband dan girlband di Korea, dengan idol grup di Jepang. Pada dasarnya, Jepang dan Korea memiliki persamaan, yaitu sama-sama melahirkan sosok yang bisa bernyanyi, serta juga bisa tampil di berbagai acara televisi dan drama. Faktor pembedanya adalah gadis Jepang memiliki faktor 'moe' yang sulit dijelaskan dengan kata-kata, namun bisa dirasakan saat melihat mereka tampil.

Konsep berkembang bersama penggemar membuat idol grup di Jepang lebih dekat berinteraksi dengan penggemarnya. Secara psikologis, penggemar merasa lebih tergerak untuk mendukung idolanya dan terus memperbesar dukungannya dari waktu ke waktu.

Selain faktor 'moe,' hal lain yang membedakan idol grup di Jepang adalah faktor 'kawaii.' Jika diartikan, 'kawaii' bisa berarti lucu dan manis. Faktor 'kawaii' di Jepang ini salah satunya adalah idol-idol Jepang identik dengan karakter-karakter anime yang menakjubkan. Mereka kebanyakan menyanyikan salah satu soundtrack anime. Sehingga, kelucuan tokoh anime tertentu ikut terimbas ke citra penyanyinya.

source: republika part 1


MARKETING


Dari faktor frekuensi, kedatangan artis-artis K-pop ke berbagai negara Asia lebih sering dibandingkan artis-artis J-pop. Padahal, sesungguhnya, banyak negara yang menantikan kedatangan artis-artis Jepang favoritnya untuk berkunjung ke negaranya. Mungkin ini juga yang menjadi faktor berikutnya mengapa K-pop lebih banyak dikenal dibandingkan J-pop.

Masalah lain yang dihadapi idola di Jepang adalah faktor bahasa. Saat bernyanyi, idol Jepang tentu saja menyanyikan lagu berbahasa Jepang, demikian juga idol Korea yang menyanyikan lagu berbahasa Korea. Namun, artis-artis Korea memiliki kemampuan berbahasa Inggris lebih baik dibandingkan artis-artis Jepang. Karena bahasa Inggris adalah bahasa internasional, ini juga yang membuat artis-artis K-pop lebih baik dalam hal komunikasi di luar negaranya.

Faktor berikutnya yang membedakan K-pop dan J-pop adalah pasar. Idola di Jepang hadir dengan segmen pasar utama adalah negara mereka sendiri. Sedangkan idola di Korea, mereka memang disiapkan untuk mengglobal. Oleh karenanya, konten lagu-lagu K-pop lebih sesuai dengan pasar global. Sedangkan J-pop masih memegang tradisi Jepang dengan batasan yang tak pernah bisa menembus K-pop.

Idola di Jepang, dalam orientasi pemasarannya, juga cenderung menggunakan CD, DVD, atau Bluray. Sementara idola di Korea, lebih masal memasarkan karyanya di berbagai situs musik. Penggemar cukup mengunduh mereka dari internet, dan hal ini bisa dilakukan siapa saja dan negara mana saja. Ini juga yang menjadi sebab musik-musik K-pop lebih banyak terdengar dibandingkan J-pop.

Melihat pemaparan di atas, maka penggemar J-pop di Jepang tak perlu khawatir dengan mewabahnya K-pop. Sebab, basis fans di Jepang sangat kuat karena idol mereka berkembang sejak mereka masih berupa embrio.

Survei sebuah majalah di Jepang juga menunjukkan penggemar K-pop di Jepang biasanya adalah mereka yang sudah menjadi penggemar Ayumi Hamasaki dan Namie Amuro, dua penyanyi solo Jepang yang sudah go internasional. Sedangkan penggemar idol grup di Jepang hampir bisa dikatakan tidak menjadi penggemar K-pop. Jadi, tidak semua orang Jepang menerima kehadiran K-pop.

Ada beberapa sentimen lain yang memicu pergerakan K-pop di Jepang. Penyanyi solo, boyband, atau girlband K-pop tak akan diterima di Jepang jika mereka tak bisa berkomunikasi dalam bahasa Jepang dengan baik. Mungkin hal ini yang membuat banyak artis-artis K-pop yang dituntut untuk belajar berbahasa Jepang.

Sejauh ini, ada tiga grup K-pop yang sudah sangat diterima baik di Jepang, mereka adalah Jidai Shojo (nama Jepang dari Girls Generation atau SNSD), KARA, dan BiguBangu (baca: BigBang).

source: republika part 2

1 comments:

  1. Saya suka dg artikelnya :D
    gak memihak dan menambah wawasan :D
    dlu saya j-lover skrg nambah jd k-lover. menurut saya mereka ga perlu pake 'vs' seperti apa yg org lain lakukan.

    ReplyDelete

I need your comment, to prove that this blog is useful. if you not mind please do so. i will be very happy. let's cheers our idol girls! :)

Please, put your name in the Open ID, so that I could greet you back. I do not appreciate Anonymous. :)

join our facebook and twitter too! ^_^