Friday, 7 June 2013


Sebagai grup idola yang menjadi lebih populer, peran seorang koreografer, orang yang menggubah gerakan dance untuk menyelaraskan dengan musiknya, menjadi semakin penting. Pada grup yang berbeda tentu juga memiliki pendekatan yang berbeda - AKB48 mempekerjakan koreografer yang berbeda untuk setiap singlenya, Momoiro Clover Z menggunakan koreografer yang sama bahkan untuk konser, dan sebagainya. Di sini kita akan berbicara tentang bagaimana seorang koreografer berperan menentukan grup tempat mereka bekerja dengannya, dan beberapa tren yang terjadi baru-baru ini.

Tahun 2012 merupakan tahun yang besar untuk para idol - AKB48 mencapai mimpi pertama mereka dengan mengadakan konser di Tokyo Dome, dan Momoiro Clover Z membuat penampilan pertama mereka di NHK Kouhaku Utagassen. Tren ini semakin meningkat untuk grup idol dan masih terus berlanjut memasuki tahun 2013.

Meskipun kini, grup idol dikelompokkan oleh karena musik mereka, tetapi koreografi, sesuatu yang dapat dilihat di dalam video musik dan selama pertunjukkan konser, adalah sama pentingnya.


Takenaka Natsumi, seorang koreografer untuk grup-grup seperti PASSPO☆, mengatakan bahwa "dance idol itu dikelompokkan oleh dua hal. Yang pertama adalah pada setiap gerakannya itu terkait dengan liriknya, dan lainnya adalah bahwa gerakannya di gubah dengan memikirkan para penonton, sehingga mereka dapat belajar gerakan ini dengan mudah dan juga mengenali lagu-lagu itu dari gerakannya." Dengan menciptakan koreografi yang menyertai liriknya, lagu menjadi jauh lebih mudah menjangkau para penonton. Hal ini juga membuat panggung dan para penonton dari tempat duduk mereka dapat melakukan gerakan yang sama selama pertunjukan live.

Tugas koreografer adalah untuk mendatangkan gerakan tersebut. Memang ada seorang dancer yang merangkap sebagai koreografer, tetapi baru-baru ini jumlah orang-orang yang mengkhususkan dirinya dalam koreografi semakin meningkat.

Ketika memperkerjakan seorang koreografer, pendekatan yang digunakan dalam memilih koreografer adalah dengan menggunakan seseorang koreografer yang berbeda untuk tiap lagu, dan yang lainnya adalah dengan menggunakan seseorang koreografer yang sama untuk jangka waktu yang panjang untuk memfasilitasi pertumbuhannya.

Sebagai contoh, AKB48 menggunakan seseorang koreografer yang berbeda untuk semua single mereka di tahun 2012. Gingham Check, yang dirilis pada bulan Agustus, di koreografer oleh Rino Nakasone, yang bertanggung jawab atas grup - grup seperti Girls' Generation dan Tohoushinki (DBSK/TVXQ), UZA di koreografer oleh akihic☆彡, yang memiliki tim street dance yang sebagian besar koreografi tariannya adalah rumit yang dilakukan dengan baik untuk lagu yang cepat.

Di sisi lain, Ishikawa Yumi telah bekerja sama dengan Momoiro Clover Z sejak tahun 2008, ketika grup ini pertama kali dibentuk. Dia juga bertugas memproduksi seluruh acara Momokuro Onna Matsuri di Budokan, yang berlangsung pada bulan Oktober 2012.

Takenaka mengatakan, "lebih mudah untuk meningkatkan teknik pribadi ketika menggunakan koreografer yang berbeda pada sepanjang waktu, yang disebabkan oleh gaya pemaparan yang berbeda-beda. Di sisi lain, bekerja sama dengan koreografer yang sama adalah lebih baik untuk sebuah grup, karena gaya dari koreografer akan menjadi "tanda tangan" grup tersebut." Banyak grup yang telah berdiri sekitar 2-3 tahun belum mengubah koreografernya, karena mereka ingin mengembangkan sebuah gaya yang unik. Grup seperti SUPER☆GiRLS, Tokyo Girls 'Style dan PASSPO☆ masih menggunakan koreografer yang sama seperti ketika mereka pertama kali debut. AKB48 memperkerjakan Natsu Mayumi ketika mereka pertama kali memulai di teater, kemudian beralih ke Makino Anna selama tahun-tahun terobosan mereka.

Namun, koreografi dapat diubah untuk mengakomodasi dimana grup ini berdiri, atau ketika line-up member berubah, meskipun koreografernya tetaplah sama

Sebagai contoh, SUPER☆GiRLS, sebuah grup yang memfokuskan diri pada formasi, mengubah arah koreografi mereka pada bulan Oktober 2012 untuk single "Akai Jounetsu", di mana para member tidak berubah formasi selama chorus, dan malah memamerkan gerakan tari secara pribadi. AKIKO, yang menjadi koreografernya, mengatakan "Ini adalah tahun ke-3 kami semenjak debut, dan tema baru ini adalah 'tantangan', di mana kita menunjukkan keberanian kita melalui gerakan tarian yang rumit."

Di sisi lain, Morning Musume mengambil pendekatan yang berbeda, dijelaskan oleh Takenaka sebagai "Menjalaninya dari penekanan pada personal dance kepada bentuk formasi". Line-up yang berubah secara signifikan dalam 2 tahun terakhir, sehingga untuk membangun keterampilan dance para member baru mereka harus mendapatkan penekanan di dalam grup.


Takenaka juga melihat perubahan di Momoiro Clover Z.

"Mereka memulai dengan sangat atletis, dan mereka memulai dengan beberapa gerakan yang sulit seperti Ebizori-Jump (Kanako yang melakukan lompat back-bending (melengkungkan punggungnya) atau Cartwheels untuk mendapatkan perhatian orang. Tapi sekarang kita tahu siapa mereka, saya pikir mereka pada akhirnya akan kembali ke gaya sebelum debut, di mana mereka lebih terfokus kepada dance secara individu. "

Koreografi juga merasakan dampak dari tren, yang dapat berubah dengan cepat. Dia mengatakan bahwa banyak grup yang "dipengaruhi oleh K-pop secara langsung atau lainnya".
"Sebelumnya banyak gerakan idol dengan cara seperti ini, di mana siku yang tertekuk di dekat pinggang, sehingga lengan dapat melemparkan pada sudut sementara kaki menampilkan langkah-langkah. Tapi sekarang ada gerakan-gerakan yang lebih imut-tapi-keren seperti yang sesuatu dari 'Gee' oleh Girls 'Generation."

Di balik semuanya, ini adalah sebuah tindakkan sadar untuk menjangkau para penggemar wanita. Penggemar wanita tidak mengikuti gerakan seperti yang dilakukan oleh idol, tetapi mereka mengikuti sesuatu yang kelihatannya lebih imut. Aspek koreografi ini bertujuan untuk memperluas penonton untuk penggemar wanita.

Berkaitan dengan koreografi, "ini bukan hanya mengenai lagu atau melodi, tetapi juga tentang grup itu sendiri, masing-masing individu dalam grup, kostum mereka, dan gabungan dari segalanya", kata AKIKO. Adegan dibuat lebih menyenangkan dengan kombinasi visual, dari lagu itu sendiri dan semakin menarik perhatian melalui gerakan tarian.

---------------------------

Takenaka telah menjadi koreografer untuk PASSPO☆, sebuah grup dengan sembilan gadis yang menyanyikan tentang melakukan perjalanan. Baru-baru ini dia memperluas kegiatannya dengan membantu Up Up Girls (disingkat UUG), "senjata rahasia" dari Hello! Project. Di sini kita membahas beberapa poin menarik atas koreografi dengan dia.

-----------

Saya memulai balet ketika saya berusia 5 tahun, tapi di sekolah menengah, saya menyadari bahwa meng-koreografi atau memproduksi itu lebih menyenangkan daripada menari untuk diri sendiri. Lalu aku masuk ke perguruan tinggi dan belajar dance karena aku ingin menjadi seorang koreografer. Aku tertarik kepada dunia idol ketika saya melihat Berryz Koubou tampil di Kouhaku Utagassen pada tahun 2007. Saya pikir "inilah yang ku mau!" Ketika aku melihat penonton menikmati koreografi dan menjadi satu dengan panggung.

http://fanart.tv/fanart/music/6fbe2d50-4b6a-4a06-a2b7-96d65efa02cb/artistbackground/passpo-5021b1d3767ff.jpg


PASSPO☆ adalah grup pertama dimana saya bekerja sebagai seorang koreografer. Disini, hanya dua orang memiliki pengalaman dance sebelumnya, sehingga butuh waktu sekitar satu bulan untuk mereka semua untuk mengingat gerakan untuk dua lagu.

Untuk membuat gerakan dance, saya harus mendengarkan lagu dan menunggu gambar yang akan timbul di kepala saya. Formasi adalah hal pertama yang di dahulukan, dan aku menuliskan posisi para member untuk melodi-A, melodi-B, chorus, dan sebagainya. Kemudian berdasarkan gambar di kepala saya, saya merancangkan gerakan tarian yang lebih rinci. Penciptaan semacam ini biasanya dilakukan di dalam rumah, di mana saya bisa berimprovisasi sejauh yang aku mau. Saya lebih suka tidak terlihat ketika melakukan ini (tertawa).

Koreografi bukan hanya didasarkan pada lagu - keterampilan pribadi tetapi karakteristik grup juga dipertimbangkan. Sebagai contoh, PASSPO☆ yang menghindari gestur bentuk hati, yang sangat suka dilakukan para idol. Faktanya, gerakan idol-esque itu membutuhkan tingkat keahlian tertentu, jika tidak mereka akan terlihat sangat dangkal. Pada awalnya kami adalah sebuah grup yang amatir, jadi kami fokus pada gerakan yang mendetail sehingga meminimalkan waktu untuk "nganggur".

Adapun UUG, tingkat keterampilan mereka lebih tinggi karena mereka dilatih oleh Hello! Project. Mereka melakukan banyak cover song dari grup lain, dan mampu mengisi lubang di koreografi hanya dengan menonton video klip online. Namun kelemahannya adalah bahwa sementara mereka memiliki keterampilan yang baik, mereka memiliki mentalitas "back-dancer". itu adalah hal dimana mereka tidak bisa menari secara bebas dan tidak memiliki banyak kreativitas. Karena inilah saya datang untuk mengajari mereka gerakan yang akan mengumpukan para penonton dan menunjukkan warna sejati mereka.

original source: nikkei

source: bilingual48

0 comments:

Post a Comment

I need your comment, to prove that this blog is useful. if you not mind please do so. i will be very happy. let's cheers our idol girls! :)

Please, put your name in the Open ID, so that I could greet you back. I do not appreciate Anonymous. :)

join our facebook and twitter too! ^_^